Pages

Menu

2019-07-31

3 Macam Pesona Candi Gatotkaca Dieng yang Paling Memikat

Tahukah Anda siapa tokoh wayang yang terkenal dengan istilah otot kawat balung wesi? Ya, siapa lagi kalau bukan Gatotkaca, si ksatria dari negeri Pringgodani. Nama Gatotkaca yang begitu populer menjadikan nenek moyang pada zaman dahulu menamai salah satu candi di Dataran Tinggi Dieng dengan sebutan Candi Gatotkaca Dieng. Arsitekturnya yang unik dengan latar belakang panorama khas Dieng yang indah membuat suasana di candi ini begitu istimewa.
Candi Gatotkaca
Sumber gambar: situsbudaya.id

Candi Gatotkaca Dieng merupakan salah satu candi di Dataran Tinggi Dieng, Batur, Banjarnegara. Tak hanya landskap pemandangan alam di sekitar candi, para wisatawan juga dibuat penasaran dengan bentuk candi yang khas. Candi ini ramai didatangi oleh wisatawan dari berbagai daerah terutama saat liburan akhir pekan dan libur panjang semester kaum pelajar. Candi ini merupakan salah satu warisan nenek moyang yang luhur dan dilindungi oleh negara di bawah naungan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah.


Histori tentang Pendirian Candi Gatotkaca Dieng
Selain Kompleks Candi Gatotkaca, ada pula kompleks percandian lainnya di Dataran Tinggi Dieng, di antaranya Kompleks Candi Arjuna, Kompleks Candi Dwarawati, Kompleks Candi Bima, dan Kompleks Candi Pandawa Lima. Semua bangunan pada candi tersebut umumnya berukuran kecil dan tidak seperti candi-candi di Yogyakarta maupun daerah lainnya. Hal ini karena pengaruh gaya arsitektur candi Hindu khas India masih begitu kuat.
Menurut cerita masyarakat sekitar Dieng, dahulunya terdapat sebuah telaga di depan Candi Gatotkaca di Dieng Jawa Tengah yang dinamakan Telaga Balai Kambang. Akan tetapi, telaga tersebut kini telah tiada karena sudah mengering dan banyak ditumbuhi oleh rerumputan.
Candi ini diberi nama Gatotkaca yang diambil dari tokoh dalam kisah epik kitab Mahabarata yang berasal dari negeri India. Menurut penelitian ahli sejarah, diperkirakan candi ini dibangun saat abad 8-9 Masehi saat masa pemerintahan Ratu Sima. Itulah sebabnya candi ini tergolong sebagai candi yang tertua di pulau Jawa sama seperti candi-candi yang ada di Dataran Tinggi Dieng lainnya.

Fungsi Candi Ini
Untuk menemukan lokasi candi ini termasuk cukup mudah. Jika Anda berwisata ke Kompleks Candi Arjuna, Anda tinggal berjalan kaki ke arah barat dan agak menanjak sekitar 300 meter. Letak candi ini berada di seberang jalan dengan Museum Dieng Kaliasa.
Dilihat dari ciri-cirinya, candi ini termasuk candi dengan aliran Hindu Syiwa. Hal ini bisa dikenali dengan adanya keberadaan yoni dan hiasan kala makara pada dinding candi. Hingga kini, selain sebagai obyek wisata, candi ini juga menjadi kebanggaan bagi umat Hindu yang ada di negeri ini.

Keunikan Arsitektur Candi
Candi ini didirikan di atas dua buah batur yang tingginya diperkirakan 1 meter dan berbentuk bujur sangkar. Bagian bilik penampil candi ini berada di pertengahan bagian selatan, utama, dan sebelah timur. Bilik penampil tersebut menjorok keluar dan membentuk semacam relung.
Di sebelah barat, Anda bisa melihat pintu masuk candi ini yang diberi hiasan ornamen kala makara. Kala makara adalah patung kepala raksaksa, namun tidak tampak rahang bawah. Selain itu, pintu masuk candi juga tampak lebih indah dengan keberadaan hiasan berupa bilik penampil.
Candi ini juga memiliki anak tangga yang menumpang di atas batur dan tertutupi oleh bilik penampil. Di dalam bilik candi tersebut, ditemukan sebuah yoni dan tempat yang digunakan untuk menaruh lilin supaya bisa sebagai penerang saat malam hari maupun ketika melakukan ritual ibadah.
Candi ini pada masa lampau merupakan suatu kompleks percandian yang terdiri atas beberapa candi seperti halnya Kompleks Candi Arjuna Dieng.  Kompleks candi ini terdiri atas beberapa candi, di antaranya Candi Gatotkaca itu sendiri, Candi Nakula, Candi Sadewa, Candi Setyaki, Candi Petruk, dan Candi Gareng.
Untuk melestarikan keberadaan candi, dilakukanlah tindakan pemugaran. Beberapa candi yang sudah dipugar, di antaranya adalah Candi Setyaki dan candi ini sendiri. Namun, bangunan Candi Nakula dan Sadewa telah rubuh dan sulit untuk dipugar. Para wisatawan hanya bisa melihat reruntuhan Candi Nakula dan Sadewa yang bebatuannya kini diletakkan di area candi ini.
Pada dasarnya, bentuk candi ini hampir mirip dengan Candi Nakula Sadewa. Hal ini berdasarkan sumber foto yang pernah didokumentasikan oleh warga negara Belanda yang bernama Isidore van Kinsbergen yang dahulu pernah mengunjungi kawasan Dataran Tinggi Dieng pada tahun 1864.

Info Wisata di Candi Ini
Alamat
Candi ini ada di Dieng Kulon, Karangsari, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah kode pos 53456 pada koordinat GPS -7.208452, 109.905948.

Jam Buka
Lokasi candi ini dibuka untuk umum setiap hari mulai pukul 08.00-17.00 WIB.

Harga Tiket Masuk
Para wisatawan yang akan memasuki area candi ini akan dikenakan biaya masuk Rp 10.000 per orang jika melintasi jalanan setapak dari Kompleks Candi Pandawa Lima. Sementara itu,  bila para wisatawan datang dari arah Candi Bima maupun Museum Dieng Kaliasa, maka akan digratiskan memasuki area candi ini.

Fasilitas di Sekitar Candi
Untuk menunjang kenyamanan para wisatawan ketika berwisata di area candi, maka disediakanlah beberapa fasilitas, seperti:
- Area parkir yang luas
- Mushola
- Toilet umum
- Warung makan, dengan berbagai variasi minuman ringan dan makanan tradisional khas Dieng.
- Beberapa kios, yang menjual aneka pernak-pernik khas Dieng.

Selamat menikmati hari libur Anda bersama keluarga dan sahabat tercinta di Candi Gatotkaca Dieng. Nikmati panorama alam di sekitar candi yang memukau dan dapatkan cerita menarik seputar candi ini yang pastinya membuat tamasya Anda lebih terkesan.

                                                 

No comments:

Post a Comment