Pages

Menu

2019-06-22

4 Macam Fakta seputar Candi Arjuna Dieng yang Paling Menarik

Tahukah Anda siapa tokoh wayang yang terkenal dengan paras tampannya? Ya, siapa lagi kalau bukan Pangeran Arjuna. Kisah heroiknya digambarkan dengan jelas di Candi Arjuna. Letak candi yang ada Pegunungan Dieng, kabut awan putih yang menyelimuti candi, dan kepulan asap putih dari kawah Dieng membuat panorama candi makin eksotis dan pastinya bikin penasaran. 

Candi Arjuna Dieng
Candi Arjuna 


Candi Arjuna adalah salah satu candi di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara yang cukup populer, baik di kalangan wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Di kompleks candi ini, terdapat beberapa candi, seperti Candi Sembrada, Candi Puntadewa, Candi Semar, Candi Srikandi, dan candi lainnya yang penamaannya diambil dari kisah Mahabarata. Untuk bisa sampai ke lokasi candi, sebaiknya Anda mengendarai kendaraan yang dalam kondisi prima karena akan melintasi wilayah pegunungan yang cukup terjal dan curam.

Kisah Penemuan Candi Arjuna
Sejarah Candi Arjuna, yaitu ditemukan oleh Theodorf Van Elf seorang serdadu Belanda pada abad 19 tepatnya tahun 1814. Penemuan tersebut menimbulkan pertanyaaan mengenai kapan Candi Arjuna dibuat. Saat candi ini ditemukan, kondisinya masih terendam air di dalam sebuah telaga. Sekitar 40 tahun setelah penemuan candi, HC Cornelius yang berkebangsaan Inggris beserta para pekerja lainnya berusaha untuk mengeringkan telaga yang merendam candi pada tahun 1856. Kendati Belanda menjajah negeri ini cukup lama, namun beberapa di antara orang Belanda banyak yang menaruh perhatian pada kelestarian budaya bangsa Indonesia. Selanjutnya, pelestarian candi dilanjutkan oleh J Van Kirnsberg. Ia dibantu oleh pemerintah Hindia-Belanda mengeringkan dan membersihkan telaga. Sesudah telaga berhasil dikeringkan, barulah tampak bentuk asli candi ini dan beberapa candi lainnya yang sangat unik.

Sejarah Pendirian Candi Ini
Candi ini diperkirakan didirikan antara abad ke-7 sampai 9 Masehi saat masa kejayaan kerajaan Mataram kuno atau Kerajaan Kalingga yang beraliran kepercayaan Hindu Syiwa. Para ahli juga menyimpulkan kemungkinan candi ini dikelola oleh keturunan dari Dinasti Sanjaya. Di bagian depan candi, dulunya terdapat sebuah prasasti berangka tahun 731 Caka (808 Masehi) yang ditulis dengan bahasa Jawa Kuno. Prasasti tersebut kini disimpan di Galeri Museum Nasional, Jakarta supaya keamanannya tetap terjaga. Letak candi ini berada di bagian paling utara di antara candi lainnya. Fungsi Candi Arjuna dari dulu hingga kini tetap sama, yaitu sebagai sebagai tempat melakukan ritual ibadah agama Hindu, baik umat Hindu di sekitar Dataran Tinggi Dieng maupun umat Hindu dari daerah lainnya. Setiap tahunnya, candi ini digunakan sebagai tempat melakukan upacara ritual ruwatan potong Rambut Anak Bajang di mana anak-anak di sekitar Dieng yang berambut gimbal dipotong rambutnya, kemudian setelah dipotong rambut mereka akan dilarung di area Telaga Warna.

Eloknya Panorama Candi yang Bikin Takjub
Di mana ada sumber mata air, maka di situ pastilah ada candi. Ya, prinsip itulah yang diyakini oleh para arkeolog. Berdasarkan hasil penelitian mereka selama bertahun-tahun, candi-candi yang ada di Indonesia selalu didirikan di dekat sumber mata air. Dalam ilmu filosofi, air diibaratkan sebagai sumber kehidupan yang menghidupkan tanaman, umat manusia, dan para binatang. Candi ini berada di pegunungan Dataran Tinggi Dieng dengan ketinggian berkisar 2.093 mdpl. Kendati candi ini berada di wilayah pegunungan, namun menyimpan banyak kandungan air karena tak jauh dari sekitar candi terdapat Telaga Warna, Telaga Pengilon, hingga sumber mata air panas.
Dari kejauhan, candi ini menawarkan pesona bak negeri kahyangan hingga ada yang menyebutnya sebagai negeri di atas awan. Dari atas pegunungan, Anda akan melihat panorama candi yang diselimuti oleh awan putih dan akan lebih cantik manakala cahaya matahari terbit menyinari area candi. Saat momen sunset, panorama sekitar candi juga akan tampak lebih epik. View candi akan berubah drastis layaknya kastil kuno di benua Eropa saat musim kemarau tiba di mana area sekeliling candi akan tertutupi oleh embus es dengan suhu sekitar -60 Celcius. Anda juga akan menyaksikan pemandangan kawah-kawah di Dataran Tinggi Dieng dengan kepulan asap putih yang melayang di udara dan Telaga Warna maupun Telaga Pengilon yang menarik.

Arsitektur Candi yang Unik
Candi ini tergolong lebih tua dibandingkan dengan candi-candi lainnya yang ada di wilayah Yogyakarta. Bentuk candi ini adalah persegi yang luasnya sekitar 4 m2 dan termasuk bangunan candi yang paling utuh dibandingkan dengan candi di daerah Dieng lainnya. Berbeda dengan candi di wilayah Yogyakarta yang disesuaikan dengan kebudayaan Indonesia, candi ini masih meniru gaya arsitektur candi di India yang tak terlalu luas dan mirip juga dengan candi Gedong Songo di Semarang, Jawa Tengah. Candi ini menghadap ke arah barat dengan bentuk mirip piramida yang berundak-undak dan terdiri atas beberapa bagian, di antaranya:
1. Bagian atap candi, yang terdiri atas 3 tingkatan dihiasi dengan bilik penampil dan ukurannya lebih kecil dari pada bilik penampil di bagian dinding candi. Di setiap sudut atap candi, diberi ornamen mahkota yang bentuknya bulat dan pada bagian ujungnya runcing.
2. Bagian tangga candi, berjumlah 8 tangga yang dihiasi dengan penil dan kepala naga pada bagian ujung tangga.
3. Bagian pintu, diberi hiasan bilik penampil selebar 1 m dan ukiran kalamakara.
4. Bagian samping ruang penampil, ada 2 buah bilik penampil di bagian depan candi (kanan dan kiri candi). Dahulu, ruang penampil juga diberi hiasan arca-arca Hindu, namun kini keberadaan arca tersebut sudah tiada dan kemungkinan dipindahkan ke Museum Kaliasa Dieng supaya terjaga dari tindak pencurian oknum yang tidak bertanggung jawab.
5. Bagian atas bilik penampil, yang dihiasi dengan ukiran kalamakara lengkap dengan mata yang melotot dan rahang yang besar.
6. Bagian samping bilik penampil, dihiasi dengan ukiran bunga yang dibingkai mirip dengan yang ada di India, sementara di bagian bawahnya terdapat bingkai ukiran kepala negara.
7. Bagian batur candi, yang luasnya sekitar 1 m.
8. Bagian dalam candi, di mana terdapat batu lingga dan yoni.
9. Bagian dinding candi, di mana di setiap bagian utara, selatan, dan timur dihiasi dengan relung untuk menaruh arca dan hiasan kepala kalamakara.
10. Di sekeliling candi, juga terdapat jalur batuan kerikil. Saat melakukan peribadatan, umat Hindu akan berjalan mengelilingi candi selama beberapa kali di jalur ini.

Info seputar Candi Ini
Alamat
Candi ini berada di Karangsari, Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tegah. Gambar Candi Arjuna bisa Anda lihat pada aplikasi Google Map pada koordinat GPS -7.204924, 109.906879.

Jam Buka
Obyek wisata candi ini dibuka setiap hari mulai pukul 08.00 – 17.00 WIB.

Harga Tiket  Masuk
Biaya tiket masuk yang diberlakukan untuk para wisatawan yang berekreasi ke candi ini adalah Rp 15.000,- untuk wisatawan domestik, sedangkan wisatawan asing sebesar Rp 30.000,-.

Fasilitas di Area Candi
Beberapa macam fasilitas wisata yang ada di sekitar candi ini, di antaranya:
-       Area parkir kendaraan, dengan biaya parkir sebesar Rp 5.000,-.
-       Mushola
-       Toilet umum
-       Warung makan, dengan aneka jenis menu minuman segar dan makanan khas Dieng yang nikmat.

Selamat berwisata di Candi Arjuna. Semoga momen rekreasi Anda di di candi Dieng ini membuat Anda bahagia dan memperkaya tentang sejarah nenek moyang yang begitu membanggakan.