Candi Arjuna |
Candi Arjuna adalah salah satu candi di
Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara yang cukup populer, baik di
kalangan wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Di kompleks candi
ini, terdapat beberapa candi, seperti Candi Sembrada, Candi Puntadewa, Candi
Semar, Candi Srikandi, dan candi lainnya yang penamaannya diambil dari kisah Mahabarata.
Untuk bisa sampai ke lokasi candi, sebaiknya Anda mengendarai kendaraan yang
dalam kondisi prima karena akan melintasi wilayah pegunungan yang cukup terjal
dan curam.
Kisah Penemuan Candi
Arjuna
Sejarah Candi Arjuna, yaitu ditemukan
oleh Theodorf Van Elf seorang serdadu Belanda pada abad 19 tepatnya tahun 1814.
Penemuan tersebut menimbulkan pertanyaaan mengenai kapan Candi Arjuna dibuat.
Saat candi ini ditemukan, kondisinya masih terendam air di dalam sebuah telaga.
Sekitar 40 tahun setelah penemuan candi, HC Cornelius yang berkebangsaan Inggris
beserta para pekerja lainnya berusaha untuk mengeringkan telaga yang merendam candi
pada tahun 1856. Kendati Belanda menjajah negeri ini cukup lama, namun beberapa
di antara orang Belanda banyak yang menaruh perhatian pada kelestarian budaya
bangsa Indonesia. Selanjutnya, pelestarian candi dilanjutkan oleh J Van
Kirnsberg. Ia dibantu oleh pemerintah Hindia-Belanda mengeringkan dan
membersihkan telaga. Sesudah telaga berhasil dikeringkan, barulah tampak bentuk
asli candi ini dan beberapa candi lainnya yang sangat unik.
Sejarah Pendirian Candi
Ini
Candi ini diperkirakan didirikan antara
abad ke-7 sampai 9 Masehi saat masa kejayaan kerajaan Mataram kuno atau Kerajaan
Kalingga yang beraliran kepercayaan Hindu Syiwa. Para ahli juga menyimpulkan
kemungkinan candi ini dikelola oleh keturunan dari Dinasti Sanjaya. Di bagian
depan candi, dulunya terdapat sebuah prasasti berangka tahun 731 Caka (808
Masehi) yang ditulis dengan bahasa Jawa Kuno. Prasasti tersebut kini disimpan
di Galeri Museum Nasional, Jakarta supaya keamanannya tetap terjaga. Letak candi
ini berada di bagian paling utara di antara candi lainnya. Fungsi Candi Arjuna dari
dulu hingga kini tetap sama, yaitu sebagai sebagai tempat melakukan ritual
ibadah agama Hindu, baik umat Hindu di sekitar Dataran Tinggi Dieng maupun umat
Hindu dari daerah lainnya. Setiap tahunnya, candi ini digunakan sebagai tempat
melakukan upacara ritual ruwatan potong Rambut Anak Bajang di mana anak-anak di
sekitar Dieng yang berambut gimbal dipotong rambutnya, kemudian setelah
dipotong rambut mereka akan dilarung di area Telaga Warna.
Eloknya Panorama Candi
yang Bikin Takjub
Di mana ada sumber mata air, maka di
situ pastilah ada candi. Ya, prinsip itulah yang diyakini oleh para arkeolog.
Berdasarkan hasil penelitian mereka selama bertahun-tahun, candi-candi yang ada
di Indonesia selalu didirikan di dekat sumber mata air. Dalam ilmu filosofi,
air diibaratkan sebagai sumber kehidupan yang menghidupkan tanaman, umat
manusia, dan para binatang. Candi ini berada di pegunungan Dataran Tinggi Dieng
dengan ketinggian berkisar 2.093 mdpl. Kendati candi ini berada di wilayah
pegunungan, namun menyimpan banyak kandungan air karena tak jauh dari sekitar candi
terdapat Telaga Warna, Telaga Pengilon, hingga sumber mata air panas.
Dari kejauhan, candi ini menawarkan
pesona bak negeri kahyangan hingga ada yang menyebutnya sebagai negeri di atas awan. Dari atas
pegunungan, Anda akan melihat panorama candi yang diselimuti oleh awan putih
dan akan lebih cantik manakala cahaya matahari terbit menyinari area candi.
Saat momen sunset, panorama sekitar candi
juga akan tampak lebih epik. View candi
akan berubah drastis layaknya kastil kuno di benua Eropa saat musim kemarau
tiba di mana area sekeliling candi akan tertutupi oleh embus es dengan suhu
sekitar -60 Celcius. Anda juga akan menyaksikan pemandangan kawah-kawah
di Dataran Tinggi Dieng dengan kepulan asap putih yang melayang di udara dan
Telaga Warna maupun Telaga Pengilon yang menarik.
Arsitektur Candi yang
Unik
Candi ini tergolong lebih tua
dibandingkan dengan candi-candi lainnya yang ada di wilayah Yogyakarta. Bentuk candi
ini adalah persegi yang luasnya sekitar 4 m2 dan termasuk bangunan candi
yang paling utuh dibandingkan dengan candi di daerah Dieng lainnya. Berbeda
dengan candi di wilayah Yogyakarta yang disesuaikan dengan kebudayaan
Indonesia, candi ini masih meniru gaya arsitektur candi di India yang tak
terlalu luas dan mirip juga dengan candi Gedong Songo di Semarang, Jawa Tengah.
Candi ini menghadap ke arah barat dengan bentuk mirip piramida yang
berundak-undak dan terdiri atas beberapa bagian, di antaranya:
1. Bagian atap candi, yang terdiri atas 3 tingkatan dihiasi dengan
bilik penampil dan ukurannya lebih kecil dari pada bilik penampil di bagian
dinding candi. Di setiap sudut atap candi, diberi ornamen mahkota yang bentuknya
bulat dan pada bagian ujungnya runcing.
2. Bagian tangga candi, berjumlah 8 tangga yang dihiasi dengan penil
dan kepala naga pada bagian ujung tangga.
3. Bagian pintu, diberi hiasan bilik penampil selebar 1 m dan ukiran kalamakara.
4. Bagian samping ruang penampil, ada 2 buah bilik penampil di bagian
depan candi (kanan dan kiri candi). Dahulu, ruang penampil juga diberi hiasan
arca-arca Hindu, namun kini keberadaan arca tersebut sudah tiada dan
kemungkinan dipindahkan ke Museum Kaliasa Dieng supaya terjaga dari tindak
pencurian oknum yang tidak bertanggung jawab.
5. Bagian atas bilik penampil, yang dihiasi dengan ukiran kalamakara
lengkap dengan mata yang melotot dan rahang yang besar.
6. Bagian samping bilik penampil, dihiasi dengan ukiran bunga yang
dibingkai mirip dengan yang ada di India, sementara di bagian bawahnya terdapat
bingkai ukiran kepala negara.
7. Bagian batur candi, yang luasnya sekitar 1 m.
8. Bagian dalam candi, di mana terdapat batu lingga dan yoni.
9. Bagian dinding candi, di mana di setiap bagian utara, selatan, dan
timur dihiasi dengan relung untuk menaruh arca dan hiasan kepala kalamakara.
10. Di sekeliling candi, juga terdapat jalur batuan kerikil. Saat
melakukan peribadatan, umat Hindu akan berjalan mengelilingi candi selama
beberapa kali di jalur ini.
Info seputar Candi Ini
Alamat
Candi ini berada di Karangsari, Dieng
Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tegah. Gambar Candi Arjuna
bisa Anda lihat pada aplikasi Google Map pada koordinat GPS -7.204924, 109.906879.
Jam Buka
Obyek wisata candi ini dibuka setiap
hari mulai pukul 08.00 – 17.00 WIB.
Harga Tiket Masuk
Biaya tiket masuk yang diberlakukan
untuk para wisatawan yang berekreasi ke candi ini adalah Rp 15.000,- untuk
wisatawan domestik, sedangkan wisatawan asing sebesar Rp 30.000,-.
Fasilitas di Area Candi
Beberapa macam fasilitas wisata yang
ada di sekitar candi ini, di antaranya:
-
Area parkir kendaraan, dengan biaya parkir sebesar Rp
5.000,-.
-
Mushola
-
Toilet umum
-
Warung makan, dengan aneka jenis menu
minuman segar dan makanan khas Dieng yang nikmat.
Selamat berwisata di Candi Arjuna.
Semoga momen rekreasi Anda di di candi Dieng ini membuat Anda bahagia dan
memperkaya tentang sejarah nenek moyang yang begitu membanggakan.